Senin, 27 April 2015

Ternyata Nyamuk Tertarik Menggigit Kita Karena Faktor Gen

Selama ini kita mungkin berpikiran bahwa nyamuk menggigit hanya dikarenakan aroma badan dan faktor kebersihan. Namun ternyata sebuah penelitian baru mengemukakan bahwa nyamuk lebih sering menggigit seseorang dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan.

Sebuah penelitian yang dilakukan London School of Hygiene and Tropical Medicine dengan University of Florida, Dr. James Logan dan timnya melangsungkan serangkaian percobaan menggunakan 18 pasangan kembar perempuan identik dan 19 non-identik. Dalam penelitian ini nyamuk-nyamuk dilepas melalui tabung berbentuk Y yang kemudian didekatkan ke tangan-tangan responden untuk mengetahui kecenderungan nyamuk untuk menggigit seseorang. Mereka yang kembar identik -yang punya gen sama- memiliki "daya tarik" yang lebih besar untuk digigit dibandingkan kembar bukan identik, yang punya gen berbeda. "Ini menunjukkan bahwa daya tarik manusia bagi nyamuk dikendalikan oleh gen kita," kata Logan.


"Kami tahu bahwa mereka yang tidak menarik bagi nyamuk, memproduksi zat penolak yang alami. Jadi tampaknya gen lah yang mengontrol seberapa menarik kita, dan mengendalikan aroma yang diproduksi oleh tubuh kita," katanya.
Para peneliti melakukan studi lebih lanjut, yang mereka harapkan dapat menghasilkan perawatan pencegah bagi penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk. "Begitu kami mengetahu bahwa ini melibatkan gen, kami kemungkinan akan dapat menilai tingkatan risiko populasi terhadap gigitan nyamuk dan kemudian risiko penyakit seperti malaria atau demam berdarah," kata Logan.
Obat yang dapat memicu tubuh untuk memproduksi penolak - yang membuat nyamuk tidak tertarik menggigit - kemudian dapat dikembangkan untuk mengusir nyamuk, tambahnya. Nyamuk membawa berbagai penyakit seperti malaria, yang menewaskan ratusan ribu orang per tahun.
Berkat berbagai langkah pencegahan dan obat-obatan baru, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan penurunan 47 persen kematian akibat malaria dalam satu dekade terakhir, atau setara dengan pencegahan kematian 3,9 juta anak-anak di seluruh dunia.

"Saya bahkan dapat menyebutnya kemajuan yang melebihi perkiraan, dalam pemberantasan penyakit malaria. Tapi penyebaran parasit tetap berlangsung di 97 negara, yang berarti sekitar 3,2 miliar orang tetap berisiko terinfeksi," menurut Prof. Pedro L. Alonso, direktur program malaria WHO.
Banyak teori-teori berdasarkan anekdot mengenai bagaimana mencegah diri dari gigitan nyamuk, mulai dari memakan bawang putih, meminum bir, hingga mengkonsumsi vitamin B dalam dosis tinggi. Tapi para ilmuwan ini mengatakan tidak ada bukti bahwa konsumsi makanan tertentu akan membuat nyamuk enggan menggigit.
sumber :
voaindonesia.com
bbc.co.uk
health.kompas.com


"Setulus Hati Kami Melayani" 
RSIA Lembayung Husada


jl. A. Yani km. 37,7 Simpang Empat Banjarbaru
Telp : (0511) 4777115/ 4774982 Fax: (0511) 4773280

Tidak ada komentar:

Posting Komentar