Minggu, 04 Januari 2015

Waspada Demam Berdarah !

Siapa yang tak kenal wabah Demam Berdarah atau DBD ini. Penyakit yang telah dikenal di infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Nyamuk atau beberapa jenis nyamuk menularkan (atau menyebarkan) virus dengue. Pada musim hujan pada saat ini sangat beresiko tinggi oleh penularan Demam Berdarah karena nyamuk banyak berkembang biak pada musim hujan. Serangan nyamuk DBD ini banyak muncul di wilayah perkotaan, dan biasanya nyamuk DBD ini menggigit pada pagi dan sore hari.
Indonesia sebagai penyakit yang endemis terutama bagi anak-anak. Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD) adalah

Tanda dan gejala Demam Berdarah yaitu sekitar 80% dari pasien (atau 8 dari 10 pasien) yang terinfeksi virus dengue tidak menunjukkan gejala, atau hanya menunjukkan gejala ringan (seperti demam biasa). Sekira 5% dari orang yang terinfeksi (atau 5 dari 100) akan mengalami infeksi berat. Penyakit tersebut bahkan mengancam jiwa sedikit dari mereka. Pada sebagian kecil penderita ini, penyakit tersebut mengancam jiwa. Gejala akan muncul antara 3 dan 14 hari setelah seseorang terpajan virus dengue. Seringkali gejala muncul setelah 4 hingga 7 hari. Oleh karena itu jika seseorang baru kembali dari wilayah yang memiliki banyak kasus dengue, kemudian ia menderita demam atau gejala lainnya setelah lebih dari 14 hari dia kembali dari wilayah tersebut, kemungkinan penyakitnya tersebut bukan dengue. Seringkali, apabila anak-anak terkena demam dengue, gejala yang muncul sama dengan gejala pilek atau gastroenteritis (atau flu perut; misalnya, muntah-muntah dan diare). Namun, anak-anak mungkin mengalami masalah yang parah karena demam dengue.

Kementerian Kesehatan (Kemkes) mencatat hingga pertengahan bulan Desember 2014 ini, kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah terjadi di 34 provinsi. Dari total 71.668 orang yang tertular, 641 di antaranya meninggal dunia. “Ada tiga faktor yang berperan dalam penularan penyakit ini, yaitu penderita, nyamuk dan orang sehat. Untuk menghentikan penyebaran tersebut, maka kita harus melakukan berbagai pencegahan,” Dr.dr Tri Yunis Miko Wahyono MSc dari Pusat Riset Epidemiologi dan Surveilans FKM FK UI.

Untuk menghentikan penyebaran nyamuk dilakukan dengan cara yang telah lama kita kenal yaitu 3M Plus, terdiri dari menguras, yaitu membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lainnya. Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya. Lalu, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD. Sedangkan yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan, seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk dan menggunakan kelambu saat tidur. Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk dan mengatur cahaya serta ventilasi dalam rumah. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain sebagainya. Serta selalu gunakan obat nyamuk oles, bakar, maupun elektrik selalu baik siang maupun malam.

sumber :
www.beritasatu.com
lifestyle.okezone.com
id.wikipedia.org

"Setulus Hati Kami Melayani"
RSIA Lembayung Husada


jl. A. Yani km. 37,7 Simpang Empat Banjarbaru
Telp : (0511) 4777115/ 4774982 Fax: (0511) 4773280


Tidak ada komentar:

Posting Komentar