Jumat, 10 Mei 2013

KANKER PAYUDARA



LEBIH JAUH TENTANG KANKER PAYUDARA

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker Payudara adalah kanker wanita paling umum nomor satu dan pembunuh nomor dua di Indonesia (setelah kanker leher rahim). Menurut data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Kementerian Kesehatan pada tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama jumlah pasien rawat inap kanker di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%). Kanker payudara adalah tumor ganas yang berawal dari pertumbuhan sel abnormal pada payudara kemudian menyebar pada jaringan lainnya. Meskipun kanker payudara ini paling umum menyerang wanita namun pada beberapa jenis kanker payudara dapat menyerang kaum laki-laki.
Kanker payudara pada umumnya tidak menunjukan gejala yang signifikan, namun beberapa gejala yang harus di waspadai sebagai gejala kanker seperti ada benjolan yang berada di sekitar payudara yang jika di tekan akan mengerut dan tidak akan segera kembali ke bentuk awalnya. Selain itu keluarnya cairan kuning kehijauan atau bernanah dari payudara, atau perubahan bentuk payudara yang di sertai dengan perubahan warna areola memmae merupakan gejala umum dari penyakit kanker payudara.

          Kanker jenis ini di mulai dari terbentuknya sel-sel abnormal yang bersifat ganas pada payudara. Umumnya kasus kanker ini berawal dari sel-sel yang menyelimuti duktus (duktus adalah saluran kecil yang mengirim air susu ibu ke bagian puting), kanker jenis ini di sebut kanker duktal, sementara ada juga berasal dari kelenjar lobulus (lobulus adalah kelenjar di mana air susu bermula) kanker ini di sebut kanker jenis lobular, dan ada juga sebagian kecil berasal dari jaringan payudara yang lain.
      Cara penyebaran kanker payudara bermula pada sel-sel ganas pertama-tama akan masuk ke pembuluh limfa kemudian akan menyebar ka bagian lain melalui kelenjar getah bening.  Jika sel-sel ini sudah menyebar ke area ketiak maka akan terasa benjolan pada di ketiak, ini bisa jadi pertanda bahwa sel-sel kanker ini sudah menyebar ke bagian organ tubuh yang lain melalui darah.
 
Gejala Penyakit Kanker Payudara

  • Bejolan pada payudara 
  • Adanya benjolan di ketiak atau massa di ketiak  
  • Perubahan bentuk dan ukuran payudara  
  • Keluaranya cairan yang abnormal dari piting susu, maupun bagian kecoklatan payudara (areola)  
  • Payudara nampak kemerahan   
  • Kulit di sekitar outing susu nampak bersisik  
  • Puting susu tertarik kedalam, atau gatal, nyeri pada payudara, atau terjadai pembengkakan pada salah satu payudara

Faktor risiko menyebabkan kanker payudara berikut:

1. Umur
Risiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Sebagian besar wanita penderita kanker payudara berusia 50 tahun ke atas. Jika Anda mengalami menopause terlambat (setelah umur 55),  risiko Anda lebih besar lagi. Secara umum, risiko mencapai puncaknya pada usia lebih dari 60 tahun.
2. Riwayat kanker payudara
Jika Anda pernah memiliki kanker di salah satu payudara, Anda berisiko lebih tinggi bahwa payudara lainnya juga akan terkena. 
3. Riwayat keluarga dengan kanker payudara
Jika ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan Anda memiliki kanker payudara (terutama sebelum usia 40), risiko Anda lebih tinggi. Risiko berlipat dua bila ada lebih dari satu anggota keluarga inti Anda yang terkena kanker payudara. Memiliki kerabat non-inti dengan kanker payudara (misalnya tante, nenek atau sepupu perempuan) juga meningkatkan risiko Anda.
4. Usia saat melahirkan anak pertama
Semakin tua Anda ketika memiliki anak pertama Anda, semakin besar risiko Anda terkena kanker payudara. Risiko juga meningkat jika Anda sudah berusia 30 tahun atau lebih dan belum pernah melahirkan anak. 
5. Perubahan payudara
Perubahan payudara sering terjadi pada hampir semua wanita. Sebagian besar perubahan itu bukan kanker. Namun, beberapa perubahan mungkin adalah tanda-tanda kanker. Jika Anda memiliki perubahan jaringan payudara yang dikenal sebagai hiperplasia atipikal (sesuai hasil biopsi), Anda memiliki peningkatan risiko kanker payudara. 
6. Usia saat menstruasi pertama
Jika Anda mulai menstruasi di usia dini (sebelum 12 tahun), Anda memiliki peningkatan risiko kanker payudara. 
7. Terapi radiasi di dada
Jika Anda harus menjalani terapi radiasi di dada (termasuk payudara Anda) sebelum usia 30 tahun, Anda memiliki kenaikan risiko. Semakin muda Anda ketika menerima pengobatan radiasi, semakin tinggi risiko Anda terkena kanker payudara di kemudian hari. 
8. Kepadatan tisu payudara
Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita usia 45 tahun atau lebih yang memiliki minimal 75 persen jaringan padat pada mammogram memiliki peningkatan risiko mengembangkan kanker payudara. Para ilmuwan belum tahu mengapa demikian. 
9. Penggunaan hormon estrogen dan progestin
Jika Anda mendapatkan terapi penggantian hormon estrogen saja atau estrogen plus progestin selama lima tahun atau lebih setelah menopause, Anda memiliki peningkatan risiko mengembangkan kanker payudara. Selain risiko kanker payudara, estrogen plus progestin  juga meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, demensia dan pembekuan darah.
10. Obesitas setelah menopause
Jika Anda mengalami obesitas setelah menopause, Anda berisiko 1,5 kali lebih besar untuk mengembangkan kanker payudara dibandingkan dengan wanita berberat badan normal. 
11. Aktivitas fisik
Sebuah penelitian terbaru dari Women’s Health Initiative menemukan bahwa aktivitas fisik pada wanita menopause yang berjalan sekitar 30 menit per hari dikaitkan dengan penurunan 20 persen risiko kanker payudara. Namun, pengurangan risiko terbesar di antara wanita yang berberat badan normal. Dampak aktivitas fisik tidak ditemukan di kalangan wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas. Namun, aktivitas fisik yang dikombinasi dengan diet dapat menurunkan berat badan sehingga pada akhirnya menurunkan juga risiko kanker payudara dan berbagai penyakit lain.


Penyebab Penyakit Kanker Payudara
Berikut ini adalah penyebab penyakit kanker payudara :
  • Usia wanita diatas 60 tahun sangat rentan terkena penyakit kanker payudara.  
  • Faktor keturunan.  
  • Faktor genetik dan hormonal.  
  • Menarke ( menstuasi pertama ) sebelum usia 12 tahun, manopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.  
  • Obesitas pasca manopause.  
  • Pemakaian alkohol.  
  • Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.  
  • Bahan-bahan kimia.  
  • DES ( dietilstilbestrol ) Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki resiko tinggi menderita kanker payudara.
Pengobatan

            Pengobatan yang dilakukan kepada mereka yang menderita kanker serviks hampir sama dengan pengobatan yang dilakukan oleh penderita kanker payudara. Pengobatan kanker pada dasarnya sama, yaitu salah satu atau kombinasi dari beberapa prosedur berikut:
  • Pembedahan (Operasi ) 
  • Penyinaran (Radioterapi) 
  • Pemakaian Obat-obatan pembunuh sel kanker (Sitostatika/Khemoterapi) 
  • Peningkatan daya tahan tubuh (Imunoterapi) 
  • Pengobatan dengan Hormone
1. Pembedahan  
  • Pembedahan merupakan suatu bentuk pengobatan kanker yang paling tua.  Pada tahun 1988, dari 1 juta orang Amerika yang menderita kanker, 64% telah menjalani pembedahan dan 62% dari kelompok ini mengalami kesembuhan.
  • Pengobatan dan Prognosa ditentukan oleh beratnya dan penyebaran kanker (stanging). Pada stadium dini, beberapa kanker sering dapat disembuhkan hanya dengan pembedahan. Pembedahan memang hanya bisa dilakukan pada kanker stadium dini.
2. Kemoterapi 
Belum ditemukan obat kanker yang ideal, yang mampu menghancurkan sel-sel kanker tanpa mencederai sel-sel normal. Meski demikian, banyak penderita yang bisa diobati dengan obat-obatan antikanker (Kemoterapi). Efek samping dari kemoterapi sendiri kini sudah dapat dinimalisir. Beberapa yang telah melakukan kemoterapi mengalami kesembuhan.

Pencegahan

      Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:
Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:
  • Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement survey.  
  • Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap tahun.
  • Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%.
Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif dengan obat herbal kanker payudara.
 

 

"Setulus Hati Kami Melayani"

RSIA Lembayung Husada
Jln. A. Yani KM. 36 Simpang Empat Banjarbaru
Telp: (0511) 4777115/ 4774982 Fax; (0511) 4773280


Tidak ada komentar:

Posting Komentar