Banyak ibu menyusui yang memilih untuk tidak berpuasa pada bulan ramadhan karena takut produksi ASI menurun untuk buah hatinya, padahal tidak demikian. Walaupun ibu tidak mendapatkan asupan gizi selama 14 jam saat berpuasa kualitas dan produksi ASI tidak berkurang seperti halnya ibu yang tidak berpuasa sebab tubuh melakukan mekanisme kompensasi dengan mengambil cadangan zat-zat gizi dalam tubuh ibu, tutur Maya Widiyatie Afridha, Ahli Gizi Kota Banjarmasin.
Produksi ASI juga dipengaruhi oleh faktor otak. "Untuk jumlah ASI, semuanya itu ada di otak. Dalam artian, kalau ibu belum apa-apa sudah merasa berpuasa ASI-nya bakal sedikit, pasti akan sedikit karena oksitosinnya drop. Tapi kalau dia percaya diri dan yakin ASI-nya juga bakal banyak, ya akan banyak karena oksitosin yang dihasilkan pun banyak sehingga ASI lancar," tutur dr. Utami Roesli SpA, MBA, IBCLC, FABM dari RS St Carolus.
Karena pikiran yang negatif atau pesimistis bisa membuat kadar oksitosin menurun hingga produksi ASI sedikit, maka dr. Tami menekankan pentingnya dukungan dari suami dan anggota keluarga. dr Tami mengatakan berdasarkan studi yang dilakukan di tahun 1994, diketahui jika ayah ikut mendukung program menyusui maka keberhasilan menyusui 98,1%. Sebaliknya, saat ayah tidak membantu program menyusui dengan benar, keberhasilan menyusui hanya 26%.
Namun, sangat dianjurkan pada para ibu yang masih menyusui eksklusif (usia bayi kurang dari 6 bulan) untuk menunda berpuasa atau tidak berpuasa. Agama Islam pun memberi keringanan bagi para ibu menyusui untuk tidak berpuasa selama Ramadhan. Sebab pada masa menyusui eksklusif, ASI adalah satu-satunya asupan cairan dan gizi bagi bayi. Pada masa ini, metabolisme tubuh ibu bekerja dengan giat untuk terus menerus memproduksi ASI dengan komposisi yang lengkap.
Bagi ibu menyusui dengan anak usia di atas 6 bulan, memang dibolehkan berpuasa. Ibu yang sedang menyusui memang membutuhkan tambahan sekitar 700 kalori perhari, 500 kalori diambil dari makanan ibu dan 200 kalori diambil dari cadangan lemak dalam tubuh ibu. Menurut dr. Tami, tekniknya adalah tetap makan seperti biasa yakni tiga kali sehari. Sarapan diganti saat sahur, makan siang di waktu berbuka, dan makan malam dilakukan sehabis tarawih. Selama tidur semalaman, jangan lupa letakkan air minum di sisi tempat tidur. Jadi ibu tak perlu khawatir bahwa buah hati akan kekurangan ‘ASI’ selama kita berpuasa. Asalkan ibu tetap memenuhi kebutuhan gizinya di waktu buka dan sahur.
sumber :
arrahmah.com
bidanku.com
health.detik.com
"Setulus Hati Kami Melayani"
RSIA Lembayung Husada
RSIA Lembayung Husada
jl. A. Yani km. 37,7 Simpang Empat Banjarbaru
Telp : (0511) 4777115/ 4774982 Fax: (0511) 4773280
Telp : (0511) 4777115/ 4774982 Fax: (0511) 4773280
Tidak ada komentar:
Posting Komentar