Penyebab diare kebanyakan disebabkan oleh virus tetapi seringkali juga disebabkan oleh racun dari bakteri. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan. Kondisi cuaca yang tidak stabil, sanitasi tempat pengungsian yang buruk serta kondisi rumah yang masih kotor terkena genangan air, juga sulitnya mendapat air bersih menyebabkan mudahnya terjadi wabah diare setelah banjir. Penyakit diare yang terlihat ringan justru bisa membahayakan jiwa, karena saat tubuh kekurangan cairan, maka semua organ akan mengalami gangguan.
Penanganan pertama yang harus diberikan adalah memberikan cairan oralit dan tablet zinc yang merupakan cairan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare (BAB sering dan encer). Jika tidak tersedia oralit bubuk, oralit dapat dibuat dengan bahan-bahan berikut ini:
- 200 ml atau segelas seukuran belimbing air matang
- 2 sendok teh gula pasir
- 1/2 sendok teh garam halus
diet BRAT (banana, rice, apple sauce, toast) adalah cara umum mengatasi diare pada bayi lebih besar dan anak, penelitian terakhir menunjukkan bahwa mengonsumsi lemak dan serat secara bersamaan akan membuat pup jadi padat, mengurangi frekuensi diare, serta risiko dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Coba berikan yogurt atau havermut dengan ASI atau sedikit susu formula. Yogurt yang mengandung acidophilus memiliki manfaat plus karena bakteri baik ini membantu lancarnya pencernaan.
Jika bayi belum mengonsumsi makanan padat, lanjutkan pemberian ASI atau susu formula. “Lihat rekasi anak setelah diberi yogurt. Namun, jangan beri yogurt jika belum pernah diberikan sebelumnya. Bisa jadi, pencernaannya sensitif terhadap yogurt. Dan bila si kecil muntah, hanya berikan air putih yang dicampur garam dan atau gula. Misalnya oralit atau jus encer” jelas dr.Ayu Pratiwi, Sp.A, MARS dari RS.Bunda, Jakarta.
Pencegahan diare dengan vaksin rotavirus memiliki potensi untuk mengurangi jumlah penderita diare. Saat ini ada dua vaksin berlisensi untuk menghadapi rotavirus. Vaksin rotavirus yang lainnya seperti, Shigella, ETEC, dan Cholera sedang dikembangkan, vaksin ini juga berfungsi untuk mencegah penularan diare.
Karena tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sering melakukan kontak langsung dengan benda lain, maka sebelum makan disarankan untuk mencuci tangan dengan sabun. Sebuah hasil studi Cochrane menemukan bahwa dalam gerakan-gerakan sosial yang dilakukan lembaga dan masyarakat untuk membiasakan mencuci tangan menyebabkan penurunan tingkat kejadian yang signifikan pada diare. Oleh karena itu, biasakan mencuci tangan sebelum makan dengan sabun. Lakukan hal yang sama setelah selesai buang air besar. Usahakan meminum air yang sudah direbus hingga mendidih agar semua bakteri penyakit tidak masuk ke dalam tubuh. Segera bersihkan tempat tinggal dari sisa sampah jika terjadi bencana alam. Segera buang tumpukan sampah agar tidak menggunung dan jadi sarang penyakit.
Namun bila diare berlangsung lebih dari 24 jam disertai muntah dan panas, segera bawa ke dokter untuk dilakukan perawatan khusus.
sumber :
id.wikipedia.org
republika.co.id
parenting.co.id
"Setulus
Hati Kami Melayani"
RSIA
Lembayung Husada
jl. A. Yani km. 37,7
Simpang Empat Banjarbaru
Telp : (0511) 4777115/
4774982 Fax: (0511) 4773280